Sabtu, 06 Juni 2009

PERAWATAN WATER SEAL DRAINASE

PERAWATAN WATER SEAL DRAINASE (WSD)
Tujuan
Membuang cairan atau gas dari ruang pleura atau rongga thoraks dan mediastinal
Memungkinkan reekspansi paru dan memulihkan fungsi kardiopulmonal setelah pembedahan, trauma atau kondisi medis dengan menetapkan tekanan negatif dalam rongga pleura


Prinsip dasar
Penumpukkan udara, cairan, atau substansi lain dalam dada dapat mengganggu fungsi kardiopulmonal dan menyebabkan paru kolaps.
Substansi patologis yg terkumpul dlm spasium pleura termasuk fibrin/ bekuan darah, cairan (cairan serosa, darah, pus) dan gas-gas (udara dari paru dll).
Selama atau segera setelah bedah toraks, kateter dada diletakkan secara strategis dalam rongga pleura, dijahitkan ke kulit dihubungkan ke aparatus drainase untuk membuang udara residual dan mengalirkan cairan dari pleura/ mediatinum.
Selang dada disambungkan ke sistem drainase, dg katup satu arah. Air dalam bilik kedua bekerja sebagai seal dan memungkinkan udara dan cairan untuk mengalir dari dada ke dalam bilik pertama, tetapi udara tidak dapat kembali memasuki selang. Drainase menumpuk di dalam bilik pertama, udara keluar melalui dan dari bilik pertama.


Ketinggian air berfluktuasi sesuai dg gerakan pernafasan pasien, bergerak keatas ketika pasien menghirup napas dan ke bawah ketika menghembuskan napas. Pengisapan mungkin ditambahkan ke bilik kedua utk menciptakan tekanan negatif , meningkatkan drainase cairan dan pembuangan udara. Penambahan pengisapan menimbulkan gelembung konstan pada bilik ketiga, jika terjadi saat tidak mengisap, mungkin terjadi kebocoran udara dari paru/ sistem.
Jenis WSD
Pleural tube: mengeluarkan cairan/ udara dr rongga pleura, utk mengembalikan tekanan negatif intra pleura, memungkinkan terjadinya ekspansi paru setelah adanya trauma atau operasi.
Mediastinal tube: mengalirkan cairan dr rongga mediastinum stlh operasi jantung atau operasi lain di mediastinum.
SISTEM WSD
Sistem water seal botol tunggal
Ujung selang drainase dari dada pasien dicelupkan dalam air, yg memungkin drainase udara dan cairan dari ruang pleural tetapi tidak memungkinkan udara untuk mengalir kembali ke dalam dada, tergantung gravitasi dan mekanisme sistem pernapasan.
2. Sistem dua botol
terdiri atas bilik water seal yg sama ditambah dengan botol pengumpul cairan.

Sistem 3 botol
Botol ketiga untuk mengontrol jumlah isapan yang diberikan.

Indikasi Pemasangan WSD
Pneumothoraks
Pneumothoraks yg memerlukan ventilator
Hematothoraks
Hematopneumothoraks
Empyema thoraks
Fluidothoraks yg tdk bs diatasi dg tindakan pungsi
Paska thorakotomy
Komplikasi
Perdarahan pleura
Hematoma paru-paru dan dinding dada
Tension pneumothoraks
Kegagalan pengembangan paru
infeksi
Perawatan Selang Dada
Pengkajian
Instruksi dokter tentang katup atau tipe sistem drainase dan jumlah pengisapan
Pemahaman klien tentang tujuan dan lokasi selang dada serta prosedur pemeliharaan
Tipe sistem drainase yang tersedia
Data dasar: bunyi pernapasan, kedalaman, karakter, frekuensi dan irama nadi, suhu, gas darah arteri,tipe dan jumlah drainase dada
PROSEDUR 1 PERSIAPAN SISTEM DRAINASE DADA
Cuci tangan dan atur peralatan
Apabila katup drain dada ada, pastikan katup paten dan berdenyut. Katup tidak berdenyut bila:
v ujung katup yang tidak tepat dihubungkan ke selang dada
v Katup tersumbat oleh eksudat
v Paru mengembang penuh
3. Buka wadah salin atau air
4. Buka sistem drainase dan posisikan tegak
5. Isi botol atau ruang sampai ketinggian yang tepat.
Sistem 1 botol
Sambungkan lubang corong atau slang ke pipa panjang dan isi botol dg larutan sampai ujung pipa masuk dalam cairan setinggi 2 cm atau sampai cairan mencapai garis penanda.
Sistem 2 atau 3 botol
q Sambungkan corong pada slang atau lubang ke ruang control pengisap atau botol
q Tuang cairan ke dalam lubang control pengisap sampai jumlah yg ditentukan tercapai sesuai dg instruksi dokter, atau sampai menyentuh penanda garis pada botol-biasanya sampai setinggi 20 cm tekanan air
q Isi ruang waterseal atau botol dg sistem drainase sampai setinggi 2 cm
6. Gunakan sarung tangan dan hubungkan sistem drainase ke slang dada dan sumber pengisap, jika pengisap diindikasikan
q Sambungkan slang dari klien ke slang yg memasuki botol atau ruang penampung drainase
q Pd saat mengganti sistem drainase, minta klien untuk bernafas dalam, menahannya dan mengejankan sedikit sambil mengganti dg cepat
q Apabila diindikasikan, sambungkan slang dari ruang kontrol pengisap ke sumber pengisap
7. Sesuaikan regulator aliran pengisap sampai terlihat gelembung tenang pada ruang kontrol pengisap
8. Buka sarung tangan
9. Bantu klien pada posisi nyaman
PROSEDUR 2 PEMELIHARAAN SELANG DADA

Kaji bunyi napas, pengembangan paru dan status pernapasan
Observasi ruang waterseal jika terdapat gelembung
Bila drainase lambat/ berhenti, kolaborasikan dg dokter. Jika diizinkan, lakukan pemerasan selang dada dg cara:
q Pegang selang dekat dada dan peras selang antara jari dan telapak tangan
q Selanjutnya gerakkan tangan yg lain ke bagian yg lebih rendah dan peras
q Lepaskan tangan pertama dan selanjutnya gerakkan ke bagian bawah
q Lanjutkan sampai ke arah botol drainase
Pemencetan
q Tempatkan pelumas pada jari salah satu tangan dan pencet slang dada dg jari tgn lain
q Peras slang di bawah bagian yg dipencet, dg jari berpelumas dan geser jari ke bawah slang ke arah sistem drainase
q Dg perlahan lepaskan pencetan dari jari tanpa pelumas, kemudian lepaskan jari dg pelumas
q Ulangi satu sampai 2 kali
4. Pastikan bahwa selang tidak menggulung atau mengganggu derakan klien
5. Berikan dorongan klien untuk mencari posisi yang nyaman
6. Lakukan latihan rentang gerak untuk lengan dari sisi yg sakit beberapa kali sehari
7. Berikan dorongan pada pasien untuk napas dalam dan batuk untuk interval yang teratur
8. Jika pasien harus dipindahkan ke area lain, letakkan sistem drainase dibawah ketinggian dada, jika pasien berbaring pada brankar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar