Jumat, 18 September 2009

BLEFARITIS

BLEFARITIS
Blefaritis adalah radang pada kelopak dan atau tepi kelopak.

Etiologi
Infeksi atau alergi yang biasanya berjalan kronik atau akibat disfungsi kelenjar meibom.
Alergi dapat di sebabkan debu, asap, bahan kimia iritatif, atau bahan kosmetik.
Infeksi oleh bakteri disebabkan stafilokok, streptococus alpha atau beta hemolyticus, pneumokok, pseudomans, demodex folliculorum, hingga pityrosporum ovale yang menyebabkan blefaritis seboroik. Infeksi oleh virus disebabkan herves zoster, herves simpleks, vaksinia dan sebagainya, sedangkan oleh jamur dapat menyebabkan infeksi superfisial atau sistemik.

Manifestasi klinis
Kelopak mata merah, bengkak, sakit, gatal, eksudat lengket bergantungan pada bulu mata, dan epifora. Sering disertai konjungtivitis, keratitis, hordeolum, dan kalazion. Pada laki-laki lanjut usia biasanya terjadi blefaritis seboroik dengan keluhan mata kotor, panas, eksudat berminyak, dan rasa kelilipan.

Komplikasi
Trikiasis, hordeolum, kalazion, keratitis, madarosis, dan konjungtivitis.

Pemeriksaan penunjang
Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui penyebabnya

Penatalaksanaan
Bersihkan dengan garam fisiologis hangat kemudian diberikan antibiotik yang sesuai. Pada blefaritis sering dilakukan kompres hangat. Pada infeksi ringan, diberi antibiotik lokal sekali sehari pada kelopak dan kompres basah dengan asam borat. Bila terjsdi blefaritis menahun, maka dilakukan penekanan manual kelenjar meibum untuk mengeluarkan nanah.
Pada blefaritis seborik, kelopak harus dibersihkan dengan kapas lidi hangat, soda bikarbonat, atau nitras argenti 1%. Dapat digunakan salep sulfonamid untuk aksi keratolitiknya. Kompres hangat selama 5-10 menit, tekan kelenjar meibom dan bersihkan dengan sampo bayi. Diberikan juga antibiotik sistemik, tetrasiklin 2x250 mg atau eritromisin 3x250 mg atau sesuai dengan hasil kultur.
Pengobatan pada infeksi virus bersifat simtomatik, antibiotik diberikan bila etrdapat infeksi sekunder.
Bila disebabkan jamur, infeksi superfisial diobati dengan griseofulvin 0,5-1mg gram sehari dengan dosis tunggal atau dibagi dan diteruskan sampai 1-2 minggu setelah gejala menurun. Bila disebabkan kandida diberikan nistatin topikal 100.000 unit per gram.
Pada infeksi jamur sistemik, bila duisebabkan aktinomises atau nokarida diobati dengan sulfonamid, penisilin, atau antibiotikspektrum luas. Amfoterisin B diberikan untuk histoplasmosis, sporotrikosis, aspergilosis dan lainnya. Dimulai dengan 0,05-0,1 mg/kg BB secara intravena lmbat selama 6-8 jam dalam dekstrosa 5%. Dosis dinaikan sampai 1mg/kg BB, namun total tidak lebih dari 2 gram. Pengobatan diberikan setiap hari selama 2-3 minggu atau sampai gejala berkurang. Hati-hati karena toksik terhadap ginjal.
Pada blefaritis akibat alergi dapat diberikan steroid lokal atau sistemik, namun harus dengan pemakaian lama. Untuk mengurangi gatal, berikan antihistamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar