Minggu, 22 Maret 2009

SIMK

1. Mengklasifikasikan Pasien
Dalam menentukan kebutuhan tenaga di ruang rawat, perawat perlu memantau klasifikasi klien. Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan perawatan yang secara klinis dapat diobserpasikan oleh perawat. Pada dasarnya sistem klasifikasi pasien ini mengelompokan pasien sesuai dengan ketergantungan dengan perawat atau waktu dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan keperawatan yang dibutuhkan.
Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang dibutuhkan pasien (Gillies, 1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas.
Sistem klasifikasi pasien oieh Swanburg (1999) adalah sebagai berikut:
a) Kategori I : Self care
Biasanya membutuhkan waktu : 2 jam dengan dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24jam.
b) Kategori II : Minimale care
Biasanya membutuhkan 3-4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam.
c) Kategori III : Moderate care atau Intermediate care
Biasanya membutuhkan 5-6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5 jam/24 jam.
d) Kategori IV : Extensive care atau Modified Intensive care
Biasanya membutuhkan 7-8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5 jam/24 jam.
e) Kategori V : Intensive care
Biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24 jam.

2. Pembentukan saraf
Awal pembentukan susunan saraf pusat atau otak dimulai saat kehamilan 8 minggu. Pertumbuhan dan perkembangan otak dimulai dengan pembentukan lempeng saraf (neural plate) pada masa embrio, yakni sekitar hari ke-16 kemudian menggulung membentuk tabung saraf (neural tube). Pada hari ke-22 pada minggi ke-5 mulailah terlihat cikal bakal otak besar di ujung tabung saraf. Selanjutnya terbentuklah batang otak, sereblum (otak kecil) dan bagian-bagian lainnya.
Perkembangan otak sangat kompleks dan memerlukan beberapa seri proses perkembangan, yang terjadi atas penambahan (poliferasi) sel, perpindahan (migrasi sel), perubahan (diferesiansi) sel,pembentukan jalinan saraf satu dengan yang lainnya (sinaps), dan pembentukan selubung saraf (mielinasi). Sel saraf (neuron) pada permulaan bentuknya masih sederhana, mengalami pembelahan menjadi banyak, dan proses ini disebut proliferasi proses proliferasi ini berlangsung selama kehamilan 4-24 minggu, dan selesai pada waktu lahir.

3. Penjadwalan
Metode penjadwalan siklis merupakan salah satu metode penjadwalan yang dapat digunakan untuk penjadwalan perawat. Dalam metode ini setiap perawat akan bekerja selama periode waktu tertentu dan akan berulang secara periodik.
4. catatan personal
Setiap perawat melakukan pencatatan, diantaranya menulis diagnosa pasien, perencanaan tindakan, pengisian realisasi asuhan keperawatan, laporan sak peruang, laporan rekap sak peruang.
5. Laporan bertahap
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan dilakukan penilaian untuk menilai keberhasilannya. Bila belum berhasil, perli disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperaeatan mungkiin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali, maka dari itu perlu adanya laporan bertahap.
6. Pengembangan anggaran
Dalam tahun anggaran hanya dapat terealisasi sekitar 16% dari anggaran yang diusulkan, pendidikan perawat dengan latar belakang spk 31%.
Perawat yang mempunyai pendidikan profesi satu orang, oleh sebab itu, RS belum mempunyai perencanaan untuk pelatihan bagi tenaga perawat yang berkesinambungan dan proaktif.
7. Alokasi sumber dan pengendalian biaya
- RS tetap fokus pada bisnis inti pelayanan kesehatan
- Mengatur alokasi sumber daya dibidang keperawatan secara epektif dan efisien
- mengumpulkan data untuk mengidentifikasi kegiatan layanan pasien yang sedang berjalan
- Merekomendasikan strategi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya
8. Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikkan dan pengalamannya, perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi mencegah dan merubah status kesehatan klien.


9. Pengendalian mutu
Salahsatu cara untuk pengembangan dan pengendalian mutu keperawatan adalah dengan cara mengembangkan lahan praktek keperawatan disertai dengan adanya pembinaan masyarakat profesional keperawatan untuk melaksanakan pengalaman belajar dilapangan dengan benar bagi peserta didik.
10. Catatan pengembangan staf
Membantu RS untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan staf yang lebih tepat guna.
Sehigga RS akan mempunyai tenaga yang cukup tampil untuk pengembangan pelayanan perawatan dimasa depan.
11. Model dan simulasi untuk pengambilan keputusan
DSS : Decission Support System
“ Problem yang kompleks dapat diselesaikan “
DSS selain dapat dapat digunakan untuk membantu user mengambil keputusan dari data yang bersifat kuantitatif, dan dapat juga digunakan untuk membantu proses pengambilan keputusan yang bersipat kualitatif.
DSS Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemudahan dan rintangan yang didapatkan ketika mengintegrasi perawat magang ke unit gawat darurat.
12. Rencana strategi
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi ( Iyer, Taptich & Bernocchi-Losey, 1996).
Secara tradisional, rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam menyelasaiakan masalah,tujuan dan intervensi. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien. Setiap klien yang memerlukan asuhan keperawatan perlu suatu perencanaan yang baik. Misalnya, semua klien pasca operasi memerlukan suatu pengamatan tentang pengelolaan cairan dan nyeri. Sehingga semua tindakan keperawatan harus distandarisasi. Dari Depkes R.I (1995).

13. Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja
Agar tenaga kerja kesehatan terus diupdate dengan teknologi terkini dan untuk memastikan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, tenaga kerja kesehatan membutuhkan pelatihan jangka pendek yang diselenggarakan secara reguler.

14. Evolusi program
Evolusi perkembangan sistem pelayanan kesehatan telah mengubah peran dan tanggung jawab perawat secara signifikan.
Dalam perkembangan lebih lanjut, perawat dituntut untuk bertanggungjawab memberikan praktik yang aman dan epektif serta bekerja dalam lingkungan yang memiliki standar klinik yang tinggi. ( Mahlmeister, 1999 )




Tidak ada komentar:

Posting Komentar